Kemampuan Dasar
dalam Kegiatan Menulis
Menulis
adalah suatu proses berpikir dan
menuangkan pemikiran itu dalam bentuk wacana (karangan).
Diagram Tahapan
Menulis
Proses Menulis
1.
Perencanaan
2.
Menulis
3.
Revisi
4.
Menulis
5.
Revisi
6.
Menulis
7.
Tulisanakhir
|
1.
Menulis
2.
Perencanaan
3.
Revisi
4.
Menulis
5.
Revisi
6.
Menulis
7.
Revisi
8.
Tulisan akhir
|
- Menulis Kebahasaan
Dalam menuliskan kata serta kalimat, kita perlu
pula memperhatikan dan menaati konvensi dalam penggunaan huruf, tanda baca,
serta konvensi tata tulis lainnya.
Jadi dalam menulis kita dituntut untuk dapat memilih kata yang tepat menggunakan
kata yang benar dengan menyusun kalimat yang efektif dan memperhatikan aspek ejaan serta organisasi karangan.
- Pemakaian Kata
Contoh pemakaian kata (yang bercetak miring) dalam kalimat berikuti ni :
(1) Rencana pembangunan di kawasan Bandung Utara
kembali dipersoalkan.
(2) Rencana pembangunan di kawasan Bandung Utara
kembali dipermasalahkan.
Kalimat (1) dan (2) dari segi bentuk hanya dibedakan oleh sebuah
kata. Kalimat (1) menggunakan kata dipersoalkan, sedangkan kalimat (2)
menggunakan kata dipermasalahkan. Kemudian, dapat dikatakan bahwa kedua
kalimat tersebut memiliki makna yang sama (bersinonim).
Sedangkan yang menjadi masalah bagi
penulis adalah menyangkut pemilihan kata di antara kedua kata yang bersinonim
tersebut dalam menulis kalimat. Kata dipersoalkan dalam kalimat (1) memberi kesan bahwa yang terlibat dalam
pembicaraan adalah orang-orang yang memiliki berbagai latar belakang ditinjau
dari sudut pendidikan atau keahlian, sedangkan pemakaian kata dipermasalahkan
dalam kalimat (2) memberi kesan bahwa yang terlibat dalam pembicaraan adalah
orang-orang yang memiliki pendidikan atau keahlian yang memadai.
(3)
Rencana pembangunan di kawasan Bandung Utara kembali digugat.
Pemakaian kata digugat
pada kalimat (3) memberi makna yang jauh berbeda dengan kalimat (1) dan (2).
Pada kalimat (1) dan (2) terkandung makna kemungkinan untuk dilakukan suatu
diskusi (beradu argumentasi), sedangkan pada kalimat (3) sarat dengan makna
ketidaksetujuan.
(4) Rencana pembangunan di kawasan
Bandung Utara digugat.
Kalimat (3)
menggunakan kata kembali, sedangkan kalimat (4) tidak menggunakan kata
kembali. Dengan demikian, kalimat (3) mengandung makna bahwa gugatan yang
sama sudah pernah dikemukakan sebelum ini. Makna itu tidak terkandung dalam
kalimat (4).
- Sinonim dan antonim
Contoh :
cara, metode
besar, agung, raya
sukar, sulit, pelik
periksa, selidik, teliti
lihat, pantau, observasi
hati, kalbu
Kata mengobservasi, melihat merupakan
kata sinonim dan dapat saling mengganti penggunaannya.
(1) Kita harus mengobservasi
aktivitas yang mereka lakukan secara berulang-ulang.
(2) Kita harus melihat
aktivitas yang mereka lakukan secara berulang- ulang.
Kata observasi dalam kalimat
(1) lebih tepat digunakan dalam suatu tulisan ilmiah dibandingkan dengan kata melihat
dalam kalimat (2).
Kata berantonim, misalnya :
(3) Susah dan senang
akan kita hadapi bersama.
(4) Apa pun
keadaannya akan kita hadapi bersama.
- Denotasi dan konotasi
Contoh :
(1) Sebagian besar penduduk di desa
itu hidup dalam kemiskinan.
(2) Sebagian besar penduduk di desa
itu hidup dalam kemelaratan.
Kata kemiskinan dalam kalimat
(1) dapat dikatakan hanya memiliki makna leksikal yang tidak menonjolkan nialai
rasa tertentu (bersifat denotatif), sedangkan kata kemelaratan dalam
kalimat (2) memiliki makna leksikal dan konotatif karena menonjolkan kesan menyedihkan.
- Kata umum khusus
Contoh :
(1) Pemerintah yang korup itu
berupaya membungkam media massa.
(2) Pemerintah yang korup itu
berupaya membungkam surat kabar.
Kata media massa memiliki makna yang sulit dipahami
(abstrak), sedangkan makna surat kabar dapat dikatakan cukup konkret.
- Kata konkret dan kata abstrak
Kata abstrak mempunyai referent
berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai referent berupa objek
yang dapat dipahami. Oleh karena itu, kata abstrak lebih sulit dipahami
daripada kata konkret.
Contoh :
(1) Transportasi memegang
peranan penting dalam pendistribusian barang.
(2) Mobi, kereta api, kapal, dan
pesawat dipakai untuk mengantar barang.
- Kata populer dan kata kajian
Istilah kata populer dipakai untuk merujuk
kepada kata-kata yang biasa dipakai dalam komunikasi sehari-hari. Sedangkan
kata kajian merujuk kepada kata-kata yang dipakai dalam komunikasi ilmiah atau
komunikasi profesi tertentu.
Kata
Populer
|
Kata
Kajian
|
Contoh
Cara
Arang
Kecil
Berarti
|
Sampel
Metode
Karbon
Mikro
Signifikan
|
- Kata asing dan serapan
Kata asing adalah kata-kata yang
berasal dari bahasa asing yang bentuk dan pengucapannya dipertahankan seperti
bahasa asalnya.
Kata serapan adalah kata-kata yang
berasal dari bahasa asing, namun bentuk dan pengucapannya sudah disesuaikan
dengan struktur dan pengucapan.
Contoh kata serapan yang tidak
dirasakan lagi bahwa berasal dari bahasa asing : buku, kitab, koran, ilmu,
hakim, dan mobil.
Contoh kata serapan yang masih
terasa bahwa sebenarnya berasal dari bahasa asing : teknologi, transmisi,
psikologi, demografi, kontribusi.
- Penulisan Kalimat
- Unsur subjek dan predikat
Dalam sebuah kalimat yang efektif
sekurang-kurangnya terdapat unsur subjek dan predikat.
Contoh :
(1) Penyajian materi pelajaran
harus disesuaikan dengan tingkat
S P
perkembangan siswa.
(2) Dalam menilai kelulusan siswa, pemerintah
harus konsisten
S P
dengan misi Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
b. Kehematan
Selain hubungan subjek dan predikat
dalam kalimat harus jelas, pemakaian unsur bahasa dalam tulisan ekspositoris
dan argumentatif.
Sebuah kalimat yang efektif harus
memenuhi syarat kehematan dalam pemakaian kata.
Contoh :
(1) Para guru-guru mengalami
kesulitan, dalam mendesain silabus.
Kalimat tersebut akan lebih efektif
bila ditulis kembali sebagai berikut ;
(1a) Para guru mengalami kesulitan
dalam mendesain silabus
(1b) Guru-guru mengalami kesulitan
dalam mendesain silabus.
- Kesejajaran
Contoh :
(1) Materi pelajaran dikembangkannya
dengan baik dan menyajikannya dengan penuh kepercayaan diri.
(2) Materi pelajaran dikembangkannya
dengan baik dan disajikannya dengan penuh kepercayaan diri.
Pada kalimat (1) memiliki dua
predikat yang berawalan di- dan berawalan me-. Jadi, keduanya
tidak memiliki kesejajaran bentuk sehingga kalimat tersebut bukanlah kalimat
yang efektif.
Sedangkan, pada kalimat (2) terdapat
dua predikat yang berawalan di-.
Jadi, kalimat tersebut memenuhi syarat kesejajaran bentuk sehingga
dapat disebut kalimat yang efektif.
d.
Kevariasian
Contoh 1 :
Kusno dan Tini bercita-cita menjadi
guru. Kusno dan Tini memilih masuk Universitas Jember setelah tamat SMA guna
menggapai cita-cita menjadi guru. Kusno dan Tini memilih jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
Contoh 2 :
Kusno dan Tini bercita-cita menjadi guru. Mereka berdua memilih
masuk Universitas Jember setelah tamat SMA guna menggapai cita-cita itu. Mereka
memilih jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Kedua kalimat paragraf tersebut
berisi informasi yang sama.
Perbedaan keduanya hanya terletak
pada kevariasian dalam
pemilihan kata dan struktur kalimat.
e.
Penekanan
Penekanan biasanya diwujudkan dengan
cara meletakkan bagian yang mendapat penekanan itu pada awal kalimat.
Contoh :
(1) Anak-anak berbakat diberi
bea siswa mulai semester ini.
(2) Mulai semester ini
anak-anak berbakat diberi bea siswa.
(3) Diberi bea siswa
anak-anak berbakat mulai semester ini.
- Penggunaan Ejaan
a. Pemenggalan kata
Beberapa pedoman dalam pemenggalan
kata :
1) Jika di tengah
kata terdapat dua vokal berurutan maka pemenggalannya di antara kedua vokal
tersebut.
Contoh : maaf ma-af
saat sa-at
buah bu-ah
Namun, huruf-huruf yang menandai diftong au, ai, dan oi
tidak boleh dipisahkan penulisannya.
Contoh kata sungai mengandung diftong ai, bila
dipenggal menjadi su-ngai, bukan su-nga-i.
2) Jika di tengah kata terdapat vokal dan konsonan maka pemenggalan
kata dapat dilakukan sebelum konsonan.
media me-di-a
peraga pe-ra-ga
guru gu-ru
3) Jika di tengah kata terdapat dua konsonan, pemenggalan dilakukan
di antara konsonan tersebu t.
ahli ah-li
keluarga ke-lu-ar-ga
4) Jika di tengah kata terdapat tiga konsonan atau lebih maka
pemenggalan suku katanya, antara lain di antara konsonan pertama dan kedua
instrumen in-stru-men
ekstrakurikuler ek-stra-ku-ri-ku-ler
5) Imbuhan berupa awalan dan akhiran pada prinsipnya diperlakukan
sebagai satu suku kata bila dipenggal.
makanan ma-kan-an (bukan ma-ka-nan)
permainan per-ma-in-an
- Penulisan kata depan
Penulisan kata depan dalam frasa
atau kalimat selalu dipisahkan dari kata yang mengikutinya.
ke sawah
dari sekolah
di perguruan tinggi
Perbedaan kata depan di
dengan imbuhan di- yaitu kata depan di selalu diikuti oleh kata
atau frasa benda saja, sedangkan imbuhan di- tidak. Kemudian, bila
imbuhan di- diikuti oleh kata benda maka pasti diikuti oleh akhiran –i
atau –kan, misalnya dibuahi, dirumahkan, disekolahkan.
- Pemakaian tanda baca
1)
Pemakaian tanda koma dalam penulisan
gelar akademik
Tanda koma dipakai untuk
memisahkan nama seseorang dengan gelar akdemik yang ditulis di belakang nama tersebut.
Muhammad Yusuf, S.H.
Abdullah, M.A.
2)
Pemakaian tanda koma dalam penulisan
kalimat majemuk
Apabila anak
kalimat mendahului induk kalimat dalam sebuah kalimat majemuk bertingkat :
(1) Karena
nasib rakyat tidak diperhatikan, terjadilah krisis kepercayaan terhadap pemerintah.
Apabila induk kalimat mendahului
anak kalimat, tanda koma tidak
digunakan.
(2) Terjadilah
krisis kepercayaan pada pemerintah karena nasib rakyat tidak diperhatikan.
Tanda koma juga
dipakai untuk memisahkan klausa-klausa pada kalimat majemuk setara.
(3) Ahmad bertugas menyusun rencana penelitian, Aisyah mengumpulkan
data, dan Ali menulis laporan.
3) Pemakaian tanda titik dua (:)
Tanda titik dua digunakan pada akhir pernyataan lengkap yang
diikuti dengan suatu perincian.
(1)
Kita harus membawa perlengkapan yang cukup ketika memasuki lapangan
penelitian, yaitu alat tulis, kamera, alat perekam, dan komputer.
Tanda titik dua juga dipakai antara tempat terbit dan penerbit
dalam penulisan daftar pustaka.
Akhadiah, Sabarti. 1992. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tanda titik dua dipakai pula di antara tahun terbit dan halaman
pada penulisan sumber kutipan.
(Akhadiah, 1992:34)
4)
Penulisan tanda petik (K..,”}
a) Tanda petik
mengapit kalimat langsung atau petikan langsung, yang dipetik dari percakapan
atau suatu bahasa tulisan.
(1) “Kita harus tampil dengan
penuh percaya diri dan simpatik di depan kelas,” kata kepala sekolah.
b) Tanda petik dipakai
untuk mengapit judul puisi, artikel, bab dari suatu buku yang dipetik dalam
suatu kalimat.
(1) Sajak
“Aku” karangan Chairil Anwar sarat dengan pesan kebebasan individu.
4.
Menulis Paragraf
Dalam sebuah paragraf, gagasan utama
atau disebut juga pikiran utama atau topik utama dapat dikemukakan dalam sebuah
kalimat topik atau disebut juga kalimat utama.
Gagasan utama dapat terletak di awal
paragraf, di akhir paragraf, atau pada bagian awal dan akhir paragraf.
Kemampuan
Lanjut dalam Kegiatan Menulis
- Merencanakan Tulisan Fiksi
Fiksi adalah hasil kegiatan kreatif
dan imajinatif penulisnya yang berupa karya tulis yang biasanya digolongkan ke
dalam tulisan kesastraan.
Contoh fiksi,
yaitu cerpen, novel, dan naskah drama. Penulisan sebuah fiksi dimulai dengan
penulisan sebuah sinopsis cerita.
- Merencanakan Tulisan Nonfiksi
Pada tahap perencanaan :
1)
Pemilihan Topik
Ada beberapa kriteria yang dapat
dipakai dalam pemilihan topik
karangan.
Kriteria pertama, topik yang
dipilih hendaklah yang menarik
dan dikuasai oleh penulis.
Kriteria kedua,topik yang dipilih hendaklah aktual, sedang hangat dibicarakan atau sangat diperlukan
untuk memecahkan masalah yang
dihadapi oleh pembaca sasaran.
Kriteria ketiga, bahan-bahan yang kita perlu untuk menulis s ehubungan dengan topik yang kita
pilih tersedia atau dapat dijangkau.
Kriteria keempat, topik yang kita pilih hendaklah sesuai cakupan ruang lingkupnya dengan waktu dan
sumber dana yang tersedia.
2)
Perumusan Tujuan
Tujuan yang kita rumuskan akan berpengaruh terhadap kerangka karangan yang akan kita susun
serta terhadap jenis data atau
informasi yang kita perlukan dalam menulis.
3)
Penulisan Kerangka Karangan
Penulisan kerangka karangan bermanfaat terutama sebagai pedoman
bagi penulis agar tidak ke luar dari topik dan tujuan penulisan yang sudah
ditetapkan sebelumnya.
Ada 2 cara penulisan kerangka
karangan :
Dengan
mendaftarkan seluruh subtopik dari topik yang telah dipilih, kemudian
memilah-milah, mengelompokkan dan menyusunnya menjadi suatu struktur kerangka
tertentu.
Penulis langsung menentukan subtopik apa yang perlu ditulis dan
langsung mengurutkannya.
0 komentar:
Posting Komentar