A.
Bilangan
Pecahan
Bilangan
pecahan adalah bilangan yang disajikan atau ditampilkan dalam bentuk , dimana a dan b anggota bilangan
cacah dan b ≠ 0. Bilangan “a” dinamakan dengan “pembilang” dan bilangan “b”
dinamakan dengan “penyebut”.
1.
Pembelajaran
Konsep Pecahan pada Siswa SD
Menerangkan konsep pecahan pada siswa SD hendaknya diawali dengan
menggunakan benda konkrit dan semi konkrit.
a
Benda Konkrit sebagai Alat Peraga
Penanaman Konsep Pecahan
1)
Pemilihan Benda yang Ada pada
Lingkungan Siswa
Memilih benda-benda yang ada di lingkungan anak untuk digunakan
sebagai alat peraga dalam menanamkan konsep pecahan pada anak SD sangat
penting.Jika hal ini tidak diperhatikan, besar kemungkinan konsep yang telah
diberikan tidak aka dikuasai siswa.Perlu diperhatikan bahwa pemilihan
benda-benda konkrit tersebut sebaiknya benda – benda yang biasa ditemui dalam
keadaan sehari – hari.Contoh, bila anda menerangkan konsep pecahan dengan
menggunakan buah – buahan atau mainan anak kecil,pilihlah buah - buahan atau
mainan anak kecil yang ada di sekitar kehidupan anak.
2)
Pilih Benda yang Mempunyai Bentuk Teratur
Setelah anda menentukan benda yang ada di lingkungan siswa, langkah
berikutnya anda harus memilih benda tersebut mempunyai bentuk yang teratur.
Apabila tidak diperhatikan, anda akan mendapat kesulitan dalam membagi-bagi benda
tersebut menjadi bagian-bagian yang kongruen yang sesuai dengan keinginan.
Selain itu dapat menyulitkan siswa dalam mencerna konsep yang telah diberikan
karena bentuk, besar atau kecilnya benda selalu menjadi perhatian anak.Gunakanlah
kertas, tali atau pita agar siswa dapat memeriksa dengan mudah kesamaannya.
b
Penggunaan Benda Semi Konkrit dalam
Menerangkan Konsep Pecahan
Pada tahap
awal siswa anda mengenal arti pecahan dengan menggunakan benda konkrit.Tahap
keduanya adalah mengenalkan konsep pecahan dengan menggunakan benda semi
konkrit.Benda semi konkrit adalah gambar dari bentuk benda konkrit.Penggunaan
benda semi konkrit dalam pembelajaran matematika selain mengantarkan anak ke
jenjang pemikiran yang lebih tinggi juga memudahkan dan mengefektifkan proses
belajar mengajar.
Contoh cara menerangkan konsep pecahan kepada
anak SD
1)
Buat dari kertas manila atau kertas
lainnya bangun geometri, misalnya lingkaran dan persegi.
2)
Setengah dari
salah satu mukanya diarsir untuk menunjukkan pecahan satu per dua, kita namakan
bagian belakangdan muka lainnya yang tidak diarsir kita namakan bagian muka.
1 1
3)
Tunjukkan kepada siswa gambar muka
menghadap kepada anak-anak. Terangkan bahwa benda tersebut mewakili bilangan
satu
4)
Lipat bagian tersebut sehingga kita
dapat menunjukkan kepada siswa bahwa yang utuh jadi dua bagian yang sama.
5)
Tunjukkan kepada siswa gambar
belakang menghadap kepada siswa. Terangkan bahwa bagian yang diarsir setengah
dari benda tersebut.
6)
Setelah siswa mengerti bahwa bagian
yang diarsir itu nilainya setengah dan yang tidak diarsir juga setengah,
perkenalkan lambangnya.
7)
Berikan latihan untuk pecahan dan seterusnya.
2.
Macam – Macam
Pecahan
1)
Pecahan Semu
Pecahan semua adalah pecahan yang memenuhi bilangan pecahan dan
hasilnya bilangan bulat.
Contoh : 1, ,
2)
Pecahan Murni atau Sejati
Pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari penyebutnya dan pecahan
itu tidak dapat disederhanakan lagi.
Contoh : , , …
3)
Pecahan Campuran
Pecahan yang terdiri dari campuran bilangan bulat dengan bilangan
pecahan murni atau sejati.Pecahan campuran juga dapat diartikan sebagai pecahan
yang pembilangnya lebih besar daripada penyebutnya yang bukan merupakan pecahan
semu Misalnya : 1 , 2 , 3 ,
3.
Pecahan
senilai
Pecahan
senilai adalah pecahan – pecahan yang cara penulisannya berbeda, tetapi
mempunyai hasil bagi sama dan mewakili bagian atau daerah yang sama
Contoh : , , ,
a.
Menetukan Pecahan Senilai
Contoh di atas
memperlihatkan bahwa =
adalah senilai
Dari contoh-contoh di atas dapat ditentukan aturan untuk menentukan
pecahan senilai yaitu
Pecahan senilai
Mengalikan pembilang
dan penyebut dengan bilangan yang sama atau mengalikan pecahan tersebut dengan
pecahan yang nilainya sama dengan satu
4.
Pecahan Senama
Perhatikan bilangan - bilangan pecahan berikut :, .
Beberapa bilangan pecahan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi 2 buah kelompok yaitu kelompok pertama dan kelompok
kedua, kelompok pertama terdiri dari bilangan – bilangan pecahan yang mempunyai
penyebut bilangan 4 dan kelompok dua terdiri dari bilangan – bilangan pecahan
yang mempunyai penyebut bukan bilangan 4. Kita perhatikan kelompok pertama yang
memiliki penyebut bilangan yang sama. Bilangan – bilangan pecahan yang
mempunyai penyebut yang sama dinamakan bilangan pecahan senama.
5.
Membandingkan
Pecahan dengan Tanda (<, = atau >)
Pemahaman yang baik akan konsep pecahan senama
dapat membantu anda dalam memahami tentang membandingkan pecahan.Untuk
membandingkan dua pecahan dengan memberi tanda ( <,= atau > ).
1)
Pecahan-pecahan dengan Pembilang
atau Penyebut yang Sama
a.
Pecahan- Pecahan dengan Pembilang Sama
Untuk mengurutkannya, pecahan yang penyebutnya terkecil adalah
pecahan yang terbesar dan sebaliknya pecahan yang penyebutnya terbesar adalah
pecahan yang terkecil atau dengan garis bilangan letak pecahan yang lebih ke
kiri maka pecahan itu yang terkecil.
contoh :
Cara 1 :
1.
….. Pecahan yang terbesar adalah karena penyebutnya lebih kecil dari
penyebut pada pecahan , sehingga < .
2.
…. Pecahan yang terkecil adalah karena penyebutnya lebih besar dari
penyebut pada pecahan sehingga >
Cara 2 :
1.
….. cara mengerjakannya dengan cara perkalian
silang
2 × 3 = 6 12
= 4 × 3
Jadi dapat disimpulkan bahwa < , karena hasil perkalian silang
menunjukkan lebih besar dari
2.
…. cara mengerjakannya dengan cara perkalian
silang
Jadi dapat disimpulkan > karena hasil perkalian silang menunjukkan lebih besar dari
b.
Pecahan-Pecahan dengan Penyebut Sama
Untuk mengurutkannya, pecahan yang pembilangnya terkecil adalah
pecahan terkecil dan sebaliknya pecahan pembilangnya terbesar adalah pecahan
terbesar atau dengan garis bilangan letak pecahan kiri lebih kecil dari pecahan
sebelah kanannya.
Contoh
1.
…… karena 4 > 3 maka > apabila digambarkan pada garis
bilangan maka tampak sebagi berikut.
0 1
2.
….. karena 2 < 3 maka<. Pada garis bilangan :
0
Letak lebih ke kiri dibandingkan dengan letak maka lebih kecil dari .
2)
Pecahan dengan Pembilang dan
Penyebut Berbeda
Untuk
pecahan dengan pembilang dan penyebut berbeda, langkah pertama adalah
menyamankan penyebut kedua pecahan tersebut. Setelah itu, diurutkan dengan
ketentuan, seperti pada pecahan yang sama penyebutnya.
Contoh
Berilah tanda < , =, dan >yang tepat
untuk pecahan berikut ini
……
Langkah pertama menyamakan penyebut kedua
pecahan tersebut
jadi, 30 adalah penyebutnya yang
sama menjadi dan . Maka tanda yang tepat untuk
pecahan di atas adalah .
Jadi untuk pembilangnya lebih besar, maka
pecahan tersebut lebih besar atau sebaliknya pecahan yang pembilangnya lebih
kecil maka pecahan tersebut lebih kecil.
6.
Operasi Pecahan
Pecahan
maksudnya adalah pecahan biasa yaitu pecahan yang dilambangkan sebagai dengan a dan b bilangan bulat, b ≠ 0 .
1.
Operasi Penjumlahan
a
Penjumlahan Pecahan yang Sama
Penyebutnya Sama
Penjumlahan bilangan pecahan dapat diperagakan
dengan :
1)
Benda-benda konkrit , misalnya
buah-buahan, kue, alat alat tulis
2)
Model bangun-bangun bidang datar,
umpamanya persegi panjang, segitiga dan lingkaran
a)
Peragaan Penjumlahan Pecahan dengan
Benda Konkrit
Buah
semangka, apel, jeruk, roti, kertas dilipat-lipat, tali raffia yang ditempel
pada karton dan sebagainya dapat digunakan untuk menanamkan pengertian awal
penjumlahan pecahan. Umpamanya untuk menunjukkan
+ = …
Langkah pertama belahlah buah semangka menjadi
4 bagian yang sama, sehingga masing-masing bagian adalah an. Langkah kedua ambil bagian, kemudian ambil lagi bagian tunjukkan bahwa :
+ =
b)
Peragaan Menggunakan Tali Rafia
Tali rafia
warna merah dan biru sesuai dengan keperluan disambung atau dihubungkan dan
diletakkan pada kertas karbon.Tali rafia yang bewarna merah sebelah kiri dan
yang bewarna biru di sebelah kanan.Berilah nomor pada karton titik 0 tepat
dibawah sambungan tali rafia.
Perhatikan gambar berikut.
Peragaan dengan tali rafia ini
dapat di gunakan menggunakan menjumlahkan pecahan positif maupun negatif.
Contoh
+ (- ) = …..
Perlu diingat kembali pada siswa bahwa jika tanda ( + ) yaitu
positif kita bergerak ke kanan dan apabila bertanda ( - ) yaitu negatif kita
bergerak ke kiri.
Penyelesaiannya :
Langkah pertama mulai titik 0 melangkah ke kanan ssebanyak dua
langkah yaitu sampai pada titik .Langkah kedua karena bertanda negative,
maka mulai pada titik , melangkah ke kiri sebanyak sampai pada titik – .
c)
Penjumlahan Pecahan dengan Benda Prokonkrit
dan Semikonkrit.
Penjumlahan menggunakan gambar model model
bangun bidang datar. Pecahan yang penyebutnya sama dapat kita sajikan dengan
menguunakan gambar model bangun datar yang mengacu pada luas daerah atau garis
bilangan. Misalnya, menggunakan luas daerah persegi panjang, bujur sangkar,
segitiga, dan lingkaran.Apabila kita menggunakan model luas daerah segi banyak,
sebaiknya daerah segi banyak beraturan. Misalnya, + dapat diperagakan dengan
menggunakan segitiga sama sisi
|
|
||||||||||
|
|||||||||||
+ diperagakan dengan model bangun
lingkaran .
|
|
|
Dari contoh – contoh diatas dapat disimpulkan
bahwa :
Penjumlahan pecahan yang penyebutnya sama
adalah penyebutnya tetap sedang pembilangnya dijumlahkan.
b
Penjumlahan Pecahan yang Penyebutnya
Tidak Sama
Sudahlama
dipelajari nama-nama lain dari pecahan atau pecahan senilai. Misalnya, nama
lain dari adalah , , , dan seterusnya, sehingga kalau dua
pecahan yang penyebutnya tidak sama dijumlahkan, pertama samakan penyebutnya.
Jika sudah, dapat menggunakan peragaan benda-benda konkrit, semi konkrit, dan
terakhir abstrak, yaitu kalimat matematika.
Umpamanya
menjumlahkan + . Kita cari dahulu pecahan senilai
dari dan .
Pecahan yang
senilai dengan adalah = = ….
Pecahan yang senilai
dengan adalah = = ; ….
Kemudia kita
dapatkan dan .
Sehingga + = +
= +
=
=
Perhatikan : +
Langkah pertama mencari nama lain dan
Nama lain yaitu = = = ,…
Nama lain yaitu = = = ….
Pecahan penyebutnya sama dari dan berturut-turut ialah dan sehingga dapat kita tulis + = + =
Dari contoh di atas dapat
dituliskan bentuk umum dari penjumlahan yang penyebutnya berbeda yaitu :
c
Penjumlahan Pecahan Biasa dan
Pecahan Campuran
Dalam menjumlahkan
pecahan biasa dan pecahan campuran.Langkah pertama yang kita lakukan adalah
mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa.Langkah kedua menyamankan
penyebutnya.Langkah ketiga menjumlahkan.
Contoh :
Langkah pertama mengubah atau atau =
Langkah kedua menyamakan penyebut dan .
Pecahan yang senilai dengan , yaitu
Penyebut yang sama dengan adalah
Jadi
d. Penjumlahan Pecahan Campuran
Pecahan yang penyabutnya
sama dapat dilakukan dengan menjumlahkan bilangan – bilangan bulat dan bilangan
– bilangan pecahan secara langsung.
Contoh
e. Sifat-sifat Operasi Penjumlahan pada Pecahan
1)
Komutatif (Pertukaran)
Contoh
a)
b)
Jadi dapat disimpulkan bahwa
Jika dilambangkan dengan huruf maka
2)
Asosiatif (Pengelompokkan)
Contoh
a)
(
b)
=
Jadi dapat disimpulkan bahwa :
(
Jika dilambangkan dengan huruf maka
(
2.
Operasi Pengurangan
a.
Pengurangan Pecahan yang
Penyebutnya Sama.
Pengurangan bilangan
pecahan sebenarnya merupakan lawan dari penjumlahan bilangan pecahan,yaitu
mencari suku yang belum diketahui pada penjumlahan apabila jumlahnya sudah
diketahui pada penjumlahan apabila jumlahnya sudah diketahui.
Umpamanya 2 + p = 7. Untuk menghitung p ini dapat ditulis sebagai 7
- 2 = p, dan untuk menentukan p dapat digunakan peragaan benda-benda konkrit.
Hal ini berlaku pula untuk bilangan pecahan,misalnya-dihitung menggunakan pendekatan
diambil,caranya diarsir bagian ke kanan,kemudian diambil bagian berarti mulai dari melangkah ke kiri bagian (diarsir ulang), sehingga sisanya bagian yaitu luas daerah yang diarsir ulang.
|
|
|
Dengan menggunakan garis bilangan caranya
adalah sebagai berikut.
Jadi, - =
sebab + =
Dari contoh-contoh diatas dapat disimpulkan
bahwa:
b.
Pengurangan Pecahan yang
Penyebutnya Berbeda
Tidak berbeda dengan
penjumlahan pecahan yang penyebutnya berbeda,pengurangan pecahan yang penyebutnya berbeda juga perlu
menentukan nama lain dari pecahan itu.
Umpamanya: –
Nama lain dari adalah , , , ,…
Nama lain dari adalah , ,, , ,
Sehingga - = - =
Dari contoh di atas pengurangan pecahan yang
penyebutnya berbeda dapat dinyatakan
sebagai berikut.
3.
Operasi Perkalian
a.
Perkalian Bilangan Asli dan Pecahan
Pada sajian perkalian bilangan asli dan pecahan ini, sebaliknya
ingat arti perkalian pada bilangan bulat.
Misalnya 4 × 3 artinya ada 4 himpunan dengan 3 anggota tiap –tiap
himpunan. Dapat kita peragakan sebagai berikut 4 ×3 , artinya
3 +
3 + 3
+ 3
Seperti perkalian pada bilangan
bulat, berlaku pula untuk perkalian bulat dengan pecahan, misalnya :
Contoh 1
3 × bearti
ada 3 himpunan , tiap himpunan berisi -an
Maka , 3 × =
=
2
=
2
1 1
Contoh 2
2 × dapat diselesaikan dan perkalian langsung
yakni
Cara perkalian
langsung :
|
Dari contoh
tersebut menunjukkan bahwa
b
Perkalian Pecahan dengan Pecahan
Sekarang kita akan membicarakan
perkalian pecahan dengan pecahan .dengan menggunakan salib sumbu perhatikan contoh
berikut
1 = …
Cara penyelesaian :
Seluruhnya ada 2 kotak yang diarsir ada 1 kotak, dan
dapat dituli s, sehingga tiap kotak
kecil sama dengan –an , jadi 1 =
Contoh 2
= …
Seluruhnya ada 6
kotak yang diarsir ada 1 kotak, dan dapat ditulis , sehingga tiap kotak
kecil sama dengan -an , jadi = =
Contoh 3 :
=
Seluruhnya ada
15 kotak yang diarsir ada 6 kotak, dan dapat ditulis , sehingga tiap kotak
kecil sama dengan -an , jadi =
|
c
Sifat – Sifat Perkalian Pecahan
Pada perkalian pecahan berlaku sifat-sifat
perkalian bilangan cacah atau bulat
1)
Sifat Komutatif ( pertukaran )
Contoh :
a)
=
b)
=
c)
Jadi benar, mempunyai hasil yang sama maka dari itu
disebut dengan sifat komutatif.
Bentuk umum komutatif perkalian dirumuskan
sebagai berikut.
|
2)
Sifat Asosiatif ( pengelompokkan )
Contoh
a)
(
b)
) =
c)
(× )
Jadi benar, ( ) mempunyai hasil yang sama maka dari itu kondisi
ini disebut sifat asosiatif (pengelompokkan)
Bentuk umum asosiatif perkalian dirumuskan
sebagai :
|
3)
Sifat Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan
Contoh :
a)
×
) =
+
=
+
=
b)
×
c)
)
Jadi benar,
)
Bentuk umum distributif perkalian terhadap
penjumlahan adalah sebagai berikut :
|
4)
Sifat Distributif Perkalian
Terhadap Pengurangan
Contoh :
a)
×
) =
=
=
b)
×
c)
×
)
Jadi benar, ×
)
Bentuk umum distributif perkalian terhadap
pengurangan adalah sebagai berikut :
|
4.
Operasi Pembagian Pecahan
Pembagian
didefinisikan sebagai mencari faktor baru yang belum diketahui pada suatu
perkalian.
a
Pembagian Bilangan Asli dengan
Bilangan Asli yang Menghasilkan Pecahan
Contoh :
Pada waktu
berangkat sekolah Tuti diberi bekal 1 roti oleh ibunya, ketika bel
istirahat berbunyi Tuti ingin membagi dua sama bagian dengan Yeti temannya.
Berapakah bagian masing-masing ?
Penyelesaian :
Tuti punya 1
roti akan dibagi dua sama besar dengan Yeti, dapat ditulis 1 : 2 jika
diperagakan, maka 1 : 2 =
1 roti jadi
, Tuti mendapat
roti dan Yeti roti
contoh lain :
1.
6 : 2 = = 3
2.
6 : 3 = = 2
= 3
2 3 = 6
n dimana n adalah bilangan yang
jika dikalikan 2 hasilnya 6
n adalah 3 sehingga = 3
b
Pembagian Bilangan Asli dengan Pecahan
Biasa
Contoh
1)
2: = … dapat diartikan sebagai ada berapa an dalam 2
Mari kita coba pada garis bilangan !
0
2
Terlihat bahwa
dalam 2 ada an sebanyak 6, maka hasil dari 2 : = 6
Jadi 2 : = 6 = =
2)
2 : = …. Dapat diartikan sebagai ada berapa an dalam 2.
Mari kita coba pada garis bilangan
0
Terlihat bahwa
dalam 2 ada an sebanyak 3, maka hasil dari 2 : = 3
Jadi 2 :
|
a :
c.
Pecahan Biasa dibagi dengan
Bilangan Asli
Contoh
1)
… dapat diperagakan sebagai berikut
Karena dibagi 5 maka diberi 5 garis menjadi 5
bagian
Pada gambar terlihat bahwa : 5 =
Jadi : =
=
jadi dapat disimpulkan :
2)
: 4 = ….. dapat diperagakan sebagai berikut
Karena dibagi 4 maka diberi garis 4 menjadi 4
gaian
Pada gambar terlihat bahwa
Jadi
=
jadi dapat disimpilkan
Maka dapat disimpulkan bahwa
:
d.
Pembagian Bilangan Pecahan Biasa
dengan Pecahan Biasa
Contoh
1)
: =
Kita mengerjakannya dengan menerapkan rumus
pada pembagian pecahan dengan bilangan bulat.
Jadi : = = =
2)
: =
Kita mengerjakannya dengan menerapkan rumus
pada pembagian pecahan dengan bilangan bulat.
Jadi, = =
A.
Bilangan
Rasional
Lambang – lambang bilangan pecahan
mengandung sepasang lambang bilangan bulat.Pecahan yang lambangnya mengandung sepasang lambang bilangan bulat
yaitu bilangan bulat 3 dan bilangan bulat 5. Pasangan bilangan bulat merupakan pasangan berurutan
sehingga dan merupakan dua pasangan bilangan yang urutanya
berbeda (letaknya yang berbeda atau )
Jadi definisi bilangan rasional adalah
bilangan yang dapat dinyatakan dengan perbandingan (rasio) , yang mana a dan b adalah bilangan bilangan
bulat , b ≠ 0 atau dapat dinyatakan
sebagai suatu bilangan decimal secara berulang – ulang. :
contoh mengubah pecahan
decimal menjadi bentuk :
1.
0, 333, . . . .
Jawab :
Misal X = 0,333,. . . atau x = 0,333
10 x = 3, 333, . . .
X
= 0, 333, . . . -
9x = 3,0
X =
X =
2.
5,23535, . . .
Jawab :
Misal x = 5,23535 atau x = 5,235
1000 x = 5235, 3535
10
x = 52, 3535 -
990 x = 5183,0
X = dinyatakan
dalam
B.
Bilangan
Irasional
Bilangan
Irasional adalah bilangan-bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
pecahan (atau bilangan selain bilangan
rasional.
Contoh :
RANGKUMAN
Bilangan
pecahan adalah bilangan yang disajikan atau ditampilkan dalam bentuk , dimana a dan b anggota bilangan cacah dan b ≠
0. Bilangan a dinamakan dengan pembilang dan bilangan b dinamakan dengan
penyebut.Operasi hitung pada pecahan dapat disimpulkan bahawa :
Penjumlahan
pecahan yang penyebutnya sama dapat disimpuklan adalah
+ = .
sedangkan untuk penyebutnya berbeda dapat dapat disimpulkan adalah
Operasi pengurangan pecahan yang penyebutnya sama dapat disimpulkan
adalah
- = sedangkan untuk penyebutnya berbeda dapat disimpulkan
adalah
Pada operasi perkalihan pecahan, perkalian bilangan asli
dan pecahan dapat di simpulkan bahwaa × = sedangkan perkalian pecahan dengan pecahan
dapat disimpulkan bahwa
Pada operasi
pembagian pecahan , pembagian bilangan asli dengan pecahan dapat disimpulkan
bahwa a : = a × sedangkan pembagian bilangan pecahan dengan
pecahan dapat disimpulkan bahwa : = ×
Bilangan
rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dengan perbandingan (rasio) , yang mana a adalah bilangan bilangan bulat ,
b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0. Atau dapat dinyatakan sebagai suatu bilangan
desimal secara berulang – ulang perbedaannya dengan bilangan pecahan adalah bilangan cacah sedangkan bilangan raisonal bilangan bulat.
Bilangan
Irasional adalah bilangan – bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
pecahan ataa bilangan selain bilangan rasional.
DAFTAR PUSTAKA
Karso, dkk.
2009. Pendidikan Matematika.Diakses pada tanggal 18 Februari 2016
Simanjuntak,
Lisnawaty, dkk. 1992. Metode Mengajar Matematika 1.Diakses pada
tanggal 18 Februari 2016
0 komentar:
Posting Komentar